Kamis, 09 Juni 2011

kepala busuk


KELAPA BUSUK
                Dahulu kala ada sebuah kampung di daerah Wolio yang ditinggali seorang wanita tua yang sudah berambut putih.Ia tinggal pada sebuah pondok kecil di dalam kebun kelapa seorang diri. Suaminya telah lama meninggal dunia.Anaknya tiga orang tetapi sudah meninggal juga semuanya.Kehidupannya hanya mengharapkan harga kelapa yang dijualnya setiap hari, yang datang membeli kelapa setiap hari silih berganti.
                Pada suatu saat, datanglah seorang anak untuk membeli kelapa. Ia disuruh ayahnya untuk membeli kelapa .Baju yang dipakainya sudah robek-robek. Setelah tiba, ia bertanya pada orang tua di pondok tersebut: ‘’ Ibu, tidakkah menjual kelapa busuk?’’karena uang yang diberikan ayahku hanya satu sen saja. Orang tua tadi tidak menjawab. Ia tercengang sambil memperhatikan anak tersebut dengan seksama . Melihat hal yang demikian anak tersebut lalu berkata’’ Mohon  maaf Bu, mungkin saya tidak sopan hingga pertanyaan saya tidak dijawab oleh Ibu. ‘’Mendengar itu , Ibu tadi lalu kaget sambil, berkata: ‘’Aduh nak , sangat sedih hati Ibu melihat engkau ini, kalau boleh akku bertanya dimanakah engkau tinggal?’’. Anak itu pun lalu menjawab lagi :’’ Aku tinggal bersama ayah diujung kampung ini ‘’. Orang tua tadi pun lalu bertanya lagi, ibumu dimana?’’.Ibuku telah lama meninggal dunia. Sesudah itu orang tua itu pun lalu mengambil dua buah sambil berkata: ‘’ Ambillah kelapa ini jangan dibeli lagi’’. Melihat hal itu anak tadi lalu berkata lagi:’’ Kalau bisa berilah aku kelapa busuk saja sebuah’’. Orang tua itu pun berkata pula, Ambillah kelapa itu dan ambil pula kelapa busuk ini sedapatmu kau membawanya’’janganlah dijual lagi pada orang lain’’, lalu ia mohon diri untuk pulang.
                Setelah tiba  di tempat tinggalnya lalu berkata pada ayahnya.’’Inilah kelapa, tetapi kita tidak beli lagi, kita hanya diberi saja dengan Cuma-cuma, ayahnya turut bergembira pula lalu berkata lagi pada anaknya,’’ wa Meose, bagaimana kelapa busuk untuk makanan kepiting kenarimu.’’Ada juga pak’’.
                Setelah itu, wa Meose langsung mengupas kelapa busuknya, tempurngnya pun dikupas, lalu dengan setengah berlari ia menuju gua dibelakang tempat tinggal mereka. Setelah tiba ia masuk dalam gua. Tidak lam kemudian ia pun menyanyikan lagu kebiasaanya sehari-hari dengan pantun  sebagai berikut:
Kepiting kenariku, kepiting kenariku marilah keluar
Aku datang membawa makananmu
Inilah kelapa santan yang enak
Penawar rasa iadman hatimu
                Baru dua kali ia menyanyi dengan penuh kasih, terdengarlah bunyi guntur disertai kilat yang menyilaukan mata seperti pada kebiasaan sehari-hari. Setelah itu kepiting kenarinya sudah berada dii hadapannya. Wa Meose, lalu duduk dan memberinya makanan dengan kelapa busuk. Kepiting kenari pun lalu makan dengan sepuas-puasnya sampai ia kenyang. Setelah itu ia merangkak dan duduk di berkenalan, alangkah banyaknya pertolongan yang kau berikan padaku. Dan juga alangkah besar kesayanganmu padaku.Oleh karena itu aku ingatkan padamu, sayangilah semua manusia dan hewan yang di muka bumi ini, supaya kau juga dapat disayangi oleh semua mereka. Engkau sekarang belum  disekolahkan oleh orang tuamu  karena ketiadaan biaya. Tetapi kau jangan  risau dan bersedih hati. Tuhan senantiasa bersama orang tawakal.
                Tidak lama kemudian kepiting kenari mengeluarkan sebutir mutiara dari dalam jari-jari kelingkingnya lalu diserahkan pada Wa Meose temannya.Wa Meose lalu mengambil mutiara itu. Setelah digenggam tiba-tiba kedengaran pula guntur dan dibarengi dengan kilat sebagaimana hari-hari yang lain. Selesai itu kelihatan sebuah bungkusan yang berisi dengan beraneka ragam pakaian kanak-kanak dan orang tua, serta segala macam perhiasan indah-indah yang sangat mengherankan oleh Wa Meose adalah pakaian yang ada dibadanya telah berubah menjadi pakaian dan perhiasan yang bagus-bagus pula.Bekas luka yang ada dibadanya menjadi hilang.Hidungnya yang pesek menjadi hidung mancung.Ia telah pandai membaca dan menulis serta sembahyang dan mengaji. Semua ilmu telah dimilikinya.Itulah kecintaan Al Khalik kepada umatnya yang taqwa.
                Setelah itu kepiting kenari pun berkata lagi: Dengar pula Meose, mulai hari ini kita tidak akan ketemu lagi disini. Kau jangan lagi datang dalam gua disini, karena tidak ada lagi saya.Selesailah kutukan dan hukuman Yang Maha Kuasa kepadaku karena aku tidak mengikuti nasihat orang tuaku.Untunglah kita telah bersahabat sehingga aku cepat keluar dari kutukan.Aku adalah anak Raja Bawa Angin. Aku akan pulang pada orang tuaku supaya aku bersekolah seperti anak-anak yang lain.
                Setelah itu kepiting kenari pun menjadi manusia kembali seperti adanya Wa Meose. Esok dan lusa kita akan ketemu kembali setelah kita menjadi dewasa nanti. Mutiara bagianmu itu apabila ada yang kau perlukan barulah kau pegang.Setelah selesai kau simpan dalam bungkusan yang tidak ditahu orang. Dan jangan kau lupakan apa yan saya katakana ini. Orang tuamu jangan dikerasi ikuti semua  nasehatnya. Guru sekolah dan pengajianmu jangan kau lupakan. Teman-temanmu  jangan kau kasari. Jangan sekali-kali kau tinggi hati.Jamgan ingkar dengan ajaran agama dan sekolahmu.Sayangilah binatang dan makhluk lainnya. Jaga kata –katamu jangan sampai menyinggung persaan orng lain.
                Setelah itu merekapun keluar dari dalam gua.Mereka berpisah satu ke Timur satu ke Barat.Wa Meose menyanyikan lagu sebagaimana kebiasaannya memanggil kepiting kenari.
                Sahabatnya itu pun lalu menjawab.Ya, aku tidak melupakanmu. Nanti kali lain kita berjumpa lagi.
                Tidak lama kemudian tibalah Wa Meose di pondok orang tuanya.Ayahnya sementara mencabut rumput dihalaman.Bungkusan pakaian yang dibawahnya lalu diletakkan didalam pondok. Kemudian Wa Meose membuka mutiaranya dalam bungkusan lalu di dipegangnya dengan  niat meminta rumah besar. Terjadilah bunyi guntur dan kilat. Setelah itu berdirilah mahligai bersusun dengan segala isiny dan kelengkapannya.Ayahnya diam penuh dengan keheranan.Wa Meose segera memberi tahu ayahnya. Ayah sekarang berdoalah tanda syukur kepada Allah. Secara kebetulan besok bertepatan dengan lima belas hari bulan Sya’ban .
                Kita mengadakan persiapan perjamuan makan untuk semua masyarakat kampung ini. Kita undang semua mereka datang kerumah baru kita guna bersama-sama memohon doa restu Yang Maha Kuasa agar senatiasa diberi Ridha oleh-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar